Kamis, 22 November 2012

...

kapan aku siap untuk melupakanmu?
sedang rindu yang tidak tahu malu kerap menghantamku,.
datang pergi dan kembali d'saat yang tak pernah aku mau..

aku hanya ingin belajar sedikit saja..
setidaknya aku tidak lagi berharap..
terlalu banyak berharap,,

akan masa-masa indah yang mungkin terulang..
akan sapa hangat yang kerap kau berikan..
akan kecupan kening yang menjadi magnet-mu..
akan tangah yang basah yang kerap menggenggamku dengan malu-malu..

ah iyaa seharusnya aku tidak terlalu berharap hal-hal demikian kembali lagi..
untuk apa?
seharusnya yang aku minta adalah agar segera lupa..
lupa akanmu yang mempesonaku...

n/b : tulisan singkat ini, tetap saja untuk kamu :)

Sabtu, 10 November 2012

aku sudah lupa..jangan paksa lagi untuk mengingatnya..

kamu kebiasaan..
kerap kali bertandang di setiap langkahku yang sudah ingin jauh menghilang..
dari tegur sapamu yang sering pergi lalu kembali datang..

apa kau tidak pernah bosan menyakitiku berulang-ulang, sayang?
aku kerap gelagapan kehilangan pegangan..kehabisan nafas dan kehabisan akal menghadapimu..
hanya harapanku yang tidak pernah hilang..
hanya doaku yang tiada habis..
hanya keyakinanku yang membuatku bertahan..

sungguh, jika kamu berani datang lagi..
jangan pernah berharap kamu bisa pergi dengan mudah seperti biasa..

aku sudah bertekad dengan yakinku..
aku bisa bahagia tanpa kamu..
maka ikhlaskan aku menciptakan kebahagiaanku sendiri, sayang..

begitu sulitkah untuk kamu membiarkan aku dengan bahagiaku?
menemukan celah dunia yang akan aku tinggali kelak dan menapaki jalan yang akan aku pilih bersama pilihan hatiku..
kamu harus biarkan aku bahagia, sayang..
seperti aku yang kerap mendoakanmu bahagia selalu di setiap langkah perjalanan hidup dan desah nafasmu..

aku sedang belajar melupakanmu, sayang..
yang dulu kuanggap akan menjadi tempat terakhirku melabuhkan kebahagiaan..
lelaki terakhir yang kupertaruhkan hidup dan semua harapan..
orang yang kuharap menjadi tempat satu-satunya yang mencintai dan kucintai seutuh-utuhnya..

tapi kita bukan itu..
bukan sama sekali..
dan kita harus merelakan jalan Tuhan yang demikian..
merelakan kebahagiaan kita bukan untuk satu sama lain..
bahwa kita harus saling melepaskan..
harus saling melewatkan..

dan jangan paksa aku lagi untuk mengingat kenangan kita yang pernah kamu sebut INDAH itu lagi, sayang..
aku sudah tidak punya waktu serta keberanian untuk melakukannya..

selamat tinggal..