inilah cara aku merindumu..
menulis namamu di dalam hatiku..
tulisan dengan tinta berupa getaran, senada deru nafas dan serupa aliran darah..
aku berubah menjadi sangat berlebihan jika itu tentang merindukan kamu..
seperti sekarang..ketika kabarmu hilang..dan wajahmuu sulit untuk kupandang..
aku benci jarak..
tapi aku lebih benci gengsi-ku..
aku benci merindumu..
aku tidak suka..
tapi aku jua tak berhenti melakukannya..
aku dan diriku sudah biasa untuk mengecapnya lama-lama..
seharusnya rindu tidak semenyakitkan ini..
jika saja kamu rindu juga..
jika saja rasa yang aku punya sama seperti yang kamu rasa..
jika saja harap ini sama-sama kita cipta..
seharusnya rindu ini bisa langsung aku matikan saja..
tapi tidak semudah menulisnya dan mengucapkannya dalam doa..
seharusnya kita tidak lagi bersua..
tapi bagaimana bisa?
penawar rindu ini hanya menatap kedua matamu yang kusuka..
mendengar suaramu yang lemah dan dalam ketika berkata..
lalu bagaimana harus kita terpisah?
sebentar saja sudah bagai bermasa-masa untuk kurasa..
aku tanpamu adalah hampa..